Rabu, 02 Agustus 2017

jjjjjjjjjjjjjjjj

Awal kronologis dari peristiwa ini adalah, jadi terdapat ratusan orang yang dipecah menjadi 7 regu menaiki truk militer dan bus-bus dinas. Masing-masing mempunyai tugas untuk di bawa ke kawasan Lubang Buaya.

Target utamanya ialah Jenderal Abdul Haris Nasution. Malam itu, pasukan Tjakrabirawa masuk mendobrak pintu rumah Jenderal Nasution dengan membawa senjata siap tembak. Pasukan tentara itu terus menembak hingga menyasar Ade Irma, putri sang jenderal. Ade Irma dikabarkan tewas meskipun sempat menjalani perawatan selama 5 hari di RSPAD Gatot Subroto.

Sementara Jenderal Nasution berhasil selamat setelah melarikan diri dengan melompati tembok belakang rumah dan bersembunyi di kedubes Irak.

Namun ajudan Jenderal Nasution, yakni Lettu Pierre Tendean tewas setelah dikepung tentara. Pierre Tendean malah mengaku sebagai Jenderal Nasution. Pasukan tentara itu percaya dan membawa Pierre Tendean ke lubang buaya.

Letjen Ahmad Yani
Ketika itu dua truk tiba di kediaman Letjen Ahmad Yani. Ahmad Yani tewas setelah diberondong 7 peluru senjata jenis Thompson. Dimana 2 peluru bersarang di tubuh jenderal. Pembunuhan atas dirinya dilakukan sebab sang jenderal menentang keras keberadaan faham komunis.

Mayjen Siswondo Parman
Waktu itu para tentara menyelinap ke rumah Mayjen Siswondo Parman. Mayjen S. Parman diminta menghadap presiden Soekarno dengan alasan negara dalam keadaan darurat. Sang jenderal curiga, dan meminta sang istri untuk menelpon Letjen Ahmad Yani. Namun sambungan kabel telepon sudah diputus oleh para tentara itu. Alhasil Siswondo Parman dibawah para tentara ke dalam truk yang akan melaju ke kawasan Lubang Buaya.

MT Haryono (Mas Tirtodarmo Haryono)
Terdapat tiga truk tentara meluncur ke rumah MT Haryono. Para tentara itu menembak ke segala arah di dalam rumah. MT Haryono mencob untuk merebut salah satu senjata, namun tidak berhasil. Dia tewas tertembak di dalam kamar. Jasadnya diseret tentara ke dalam truk.

Brigjen TNI Sutoyo
Pada dini hari itu, pasukan tentara juga berencana menculik Brigjen TNI Sutoyo. Pasukan tentara pada saat itu masuk lewat garasi di samping rumah sang jenderal. Lagi-lagi, mereka mengatakan kalau Sutoyo telah dipanggil oleh presiden. Sutoyo dibawa tentara pada saat masih menggunakan baju tidur.

DI Pandjaitan
Rencana penculikan juga dialamatkan ke Donald Isaac Pandjaitan. Para tentara menyusup masuk ke rumahnya, merek menembak ke segala arah di lantai 1 rumah itu. Melihat keluarganya diancam, DI Panjaitan turun dengan seragam lengkap dan berdoa. Dia kemudian tewas ditembak saat sedang berdoa di garasi rumahnya

Mayjen TNI Raden Suprapto
Mayjen TNI Raden Suprapto juga ikut diculik. Ketika itu pasukan tentara meminta Suprapto untuk menghadap presiden Soekarno. Tanpa curiga, Suprapto kembali ke kamar untuk berganti pakaian, namun pasukan tetnara itu meminta tak usah berganti pakaiankarena terburu-buru. Dia pun diculik dan dibawa ke lubang buaya oleh para tentara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar